Entri Populer

Selasa, 12 April 2011

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM





TUGAS KELOMPOK

TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
(KYAI HAJI HASIM ASY’ARI 1871-1947)
 










Disusun  Oleh :

MIMIN MUHAEMIN
JAJANG HUSANDI
R VIANTI R
JUJU
ENOK





INSTITUT AGAMA ISLAM CIPASUNG(IAIC)
FAKULTAS TARBIYAH (PAI)
2010/2011


BAB  I
PENDAHULUAN

A.   Latar belakang Masalah
         Kiyai haji hasyim asyari adalah salah seorang ulama yang berasal dari jombang, jawa timur, ia dikenal sebagai seorang tokoh ulama pembaharu pendidikan pesantren pada masa itu pendidikan dan pengajaran yang diberikan pesatntren hanya terbatas pada mata pelajaran bahasa Arab dan pengetahuan agama yang referensinya dari kitab kuning atau kitab gundul, dan penyajian  pendidikan tidak dibedakan dengan jenjang kelas, pembaharuan yang dilakukan kiyai haji hasyim asyari adalah dengan memasukkan mata pelajaran umum kedalam pesantren dan penyajiannya diberikan dalam jentang kelas, kiyai haji hasyim asyari, merasa pembaharuan itu perlu karena selain untuk memenuhi cita-cita santri, yang beragam juga karena beliau berpendapat bahwa selain pengetahuan agama untuk kuhrawi santri pengetahuan umumjkuga dipelukan untuk duniawinya.
         Seiring berjalannya waktu pembaharuan yang dilakukan oleh kiyai Haji Hasyim asyari sangat terasa manfaatnya sampai sekarang,  untuk itu penulis merasa perlu untuk mengangkat tentang kiyai Haji Hasyim Asya’ari  ini untuk mengenang kembali jasa-jasa pembaharuan yang telah dilakukan beliau dan juga untuk mengenal secara lebih intim tentang kiyai Haji Hasyim Asya’ari agar menjadi motivasi bagi kita semua untuk memajukan dunia pensatren kedepan.
B.    Rumusan masalah
Adapun permasalahan-permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini nanti adalah
1.      Siapa kiyai Haji Hasyim Asya’ari ?
2.      apa saja pemikiran dan pemabaharuan yang telah dilakukan oleh kiyai Haji Hasyim Asya’ari untuk memajukan pesantren ?

BAB II
PEMBAHASAN
TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
(Kiyai Haji Hasyim Asya’ari 1871-1947)

A.   Biografi Kyai Haji Hasyim Asya’ari
         kiyai Haji Hasyim Asya’ari lahir pada hari selasa kliwon, 24 dzulqaidah 1287 H, bertepatan dengan tanggal 14 Februari 1871 M, di pesantren gedang desa tabak rejo, sekitar 2 KM kerah utara kota Jombang putra ketiga dari 11 orang bersaudara pasangan kiyai Haji Hasyim Asya’ari dan Nyai Halimah, kiyai Haji Hasyim Asya’ari adalah menantu kayi Usman pengaruh pesantren gedang.[1]
         Pada usia 15 tahun ia mulai menimba ilmu dan menjadi santri pesantren wonorejo jombang,  yaitu pesantren wonokoyo probolinggo, kemduian pesantren langvitan tuban dan pesantren trenggilis Surabaya belum puas dengan ilmu yang diperolehnya, hasyim melanjutkan rihiah ilmiahnya ke pesantren kademangan, bangkalan madura dibawah asuhan kiyai Haji Khilil bin Abdul latif, setelah lima tahun menunut ilmu di bangkalan, pada tahun 1307 H/ 1891 M, ia kembali ke jawa dan belajar di pesantren siwaian, paji sidoarjo di bawah bimbingan kiai Ya’kub ia belajar selama 5 tahun disana lalu padausia 21 tahun ia dinikahkan dengan nafisah salah seorang putri ya’qub, tidak lama kemudian ia beserta istri dan mertunya berangkat ke Mekkah guna menunaikan ibadah haji, kesempatan di tanah suci juga digunakan untuk  memperdalam ilmu pengetahuan hampir seluruh disiplin llmu agama di pelajarinya terutama ilmu hadits.[2]
         Selama berada di Mekkah ia mendapatkan cobaan dengan meninggalkan istri serta anaknya yang bernama Abdullah, kemudian iapun berniat kembali ke Indonesia untuk mengantar mertuanya pulang dalam perjalanan pulang ketanah air, ia singgah di johor Malaysia dan sempat mengajar di sana.[3]
         Pada thaun 1309 H/1893 M, ia kembali lagi kemekah bersama adik kandungnya, anis beliaujuga menghabiskan waktu disana untuk belajar menimba ilmu kepada ulama-ulama besar yang ada dimekkah pada masa itu pada tahun ketujuh dimekkah tepatnya tahun 1899 (1315 H) datang rombongan jemaah   haji dari Indonesia di antaranya tersebut terapat kiai Romli danri desa karang kates, kediri bersama, putrinya Khodijah, kemduian oleh Kiai romli ia dinikahkan dengan Khadijah (putrinya) kiyai Haji Hasyim Asya’ari meninggal pada usia 76 tahun, tepatnya pada tangal 25 Juni 1947 atau 7 Ramadhan 1366 H.[4]


B.    Pendiri Nahdatul uLama (NU)
         Nahdatul ulama (NU) berarti kebangkitan ulama, adalah  sebuah organisasi keagamaan yang berdiri, pada tanggal 31 Januari 1926 di Surabaya tokoh utama pendirinya adalah KH. M. Hasyim Asyari (1871-1947) dan KH. Abdul wahab Abdullah wahab Abdullah (1888-1971)[5]
         Organisasi ini menjadi perkusmpulan ualam terbesar di Indonesia Nahdatul ulama termasuk salahs atu dari gerakan modernisasi Islam yang berusaha memajukan agama, membangkitikan kesadaran masyarakat dalam menacapi Indonesia merdeka.
         Usaha kegiatan NU antara  lain[6]
1.      Melaksanakan  dakwah Islam melalui tabliq-tabliq   dan pengajian mendirikan mesjid dan penerbitan (PT)
2.      Meningkatkan  dan meninggikan pendidikan Islam  dengan memajukan pesantren-pesantren dan madsarah-madrasah.

Disamping itu terdapat pula madrasah modern dari beberapa tingkatan
1.      pada kahir 1938 komisi perguruan NU telah menetapkan susunan madrasah yaitu madrasah awaliyah 2 tahun, ibtidaiyah 2 tahun, tsnawiyah  3 tahun, muallimin wushto 2 tahun dan muallimin ulya 3 thaun.
2.      NU bagian ma’arif (pendidikan dan pengajaran) para  tahun 1954 telah membuat rencana baru mengenai susunan madrasah NU, sebagai berikut :[7]
a)    Reudatyl Afal (taman kanak-kanak 3 tahun)
b)    Sekolah rakyat Islam  6 tahun
c)    Sekolah menengah pertama 3 tahun
d)    Sekolah menengah atas NU 3 tahun
e)    Sekolah guru B. NU 4 tahun
f)       Sekolah guru A NU 3 tahun
g)    Madrasah menengah pertama (MMP  NU) 3 tahun
h)    Madrasah menengah atas (MMA. NU) 3 tahun
i)        Mualimin atau mualimat NU (yang menerima Lulusandari SRI) 3 tahun
            Selanjutnya bagian madrasah-madrasahnya yang tidak ketingglan materi pelajaran umum juga telah diberikan dalam beberapa tingkatan dan perguruan tinggi dibawah naungan NU. Seperti perguruan tinggi  assyafiiyah (Jakarta) pondok pesantren Darul rahman (Bogor dan Jakarta), pondok pesantren babakan ciwaringin cirebon (jawa barat) dan pondok pesantren tebu iren jawa timur serta pondok pesantren lainnya di seluruh wilayah Indonesia.
Itulah kegiatan kegiatan dari organisasai Nahdatul Ulama dalam bidang pendidikan, organisasi ini telah menjadi salah satu organisasi terbesar di Indonesia dalam bidang pendidikan dan organisasi ini berusaha memajukan pendidikan agama Islam dengan mengkombinasikan pendidikan  agama dan pendidikan umum.


C.  Ulama pembaharu pendidikan Pesantren
1.      Mendirikan pondok pesantren tebu ireng
KH. M. Hasyim Asyari sekembali dari mekkah mulai mengamalkan ilmunya yaitu dengan mendirikan pondok  yang kemudian diberi nama pondok pesantren tebu ireng.
Pondok  pesantren ini didirikan oleh KH. M. Hasyim Asyari pada tahun 1899, teburieng merupakan nama dari sebuah dusuhn kecil yang masuk wilayah cukir kecamatan diwek, kabupaten jombang propinsi Jawa timur, letaknya  8 KM di selatan kota  Jombang, tepat berada di tepi  jalan raya jurusan Jombang, kediri dusun tebu ireng dulu dikenal sebagai sarang perjudian. Perampokan, pencurian pelacuran dan semua prilaku negatif lainnya, namun sejak kedatangan KH. M. Hasyim Asyari bersama beberapa orang santrinya seacara bertahap pola kehidupan masyarakat dusun terseubt mulai terkikis habi sdalam waktu yang relatif singkat.[8]
Awalnya kegiatan KH. M. Hasyim Asyari dpusatkan di sebuah bangunan kecil terbuat dari bambu (jawa : tratak) yang terdiri dari dua buah rungana kecil luasnya + 6 x 8 meter yang dibeli dari seorang dalang terkenall  satu ruang depan untuk kegiatan pengajian sementara yang belakang sebagai tempat tinggal beliau, saat itu santrinya hanya berjumlah 8 orang  dan tiga bulan kemudian meningkat menjadi 28 orang.
Tentu saja dakwah KH. M. Hasyim Asyari tidak begitu saja memperoleh sambutan baik dari penduduk setempat namun, dengan perjuangan gigih tak kenal menyerah KH. M. Hasyim Asyari akhirnya berhasil membasmi kejahatan dan kemaksiatan yang telah demikian kentalnya di tebu ireng, keberadaan ponpes tebuireng semakin mendapat perhatian masyarakat luas.

2.      Sistem pendidikan dan pembaharuan dimasa KH. M. Hasyim Asyari
Seabgai pesantren tradisional, pondok  pesantren tebuireng pada awal kelahirannya sampai tahun 1916 pesantren tebuireng menggunakan  sistem sorogan[9] dan badongan[10] semua bentuk pengajaran tidak dibedakan dalam jenjang kelas, kenaikan kelas diwujudkan dengan bergantinya kitab yang telah seelsai dibawa (khatam) materinya pun hanya berkisar apda materi pengetahuan agama Islam dan bahasa Arab, bahasa pengantarnya adalah bahasa jawa dengan huruf pego ( tulisan Arab berbahasa jawa)
Pembaharuan tebu  ireng yang pertama adalah dengan mendirikan madrasah syalafiyah (tahun 1919) sistem pengajaran disajikan secara berjenjang dalam dua tingkat yakni shifir awal dan shifirtsani.
Pada tahun 1929 KH. M. Hasyim Asyari menunjuk K.H Nyas Menjadi kepala madrasah salafiyah, maka dengan dibantu oleh K.H Ilyas, KH. M. Hasyim Asyari kembali mengadakan pembaharuan berhadap ponpes tebu ireng yakni dengan  memasukkan pengetahuan umum kedalamnya yaitu
1.      Membaca dan menulis huruf latin
2.      Mempelajari bahasa Indonesia
3.      Mempelajari ilmu bumi dan bahasa Indonesia
4.      Mempelajari matematika[11]
Semuanya itu diajarkan dengan memakai buku-buku yang menggunakan huruf latin,  sejak saat itulah surat-surat kabar masuk ekdalam pesantren, begitu pula majalah dan buku-buku yang berisi pengetahuan umum yang tertulis dengan huruf latin dalam bahasa Indonesia, yang mana sebelumnya hal tersebut belum pernah ada pada pesantren lain dimasa itu.

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

            KH. M. Hasyim Asyari  lahir di  Jombang, Jawa Timur  pada tanggal 14 Februari tahun 1871 M, nama ibunyanya halimah dan ayahnya kiyai asyari, KH. M. Hasyim Asyari mempunyai 4 orang istri yaitu nafisah (putri kiai ya’kub) khodijah (putri kiai Romli), nyai Nafiqah (Putri Kiai Ilyas), dan Nyai masruroh (Putri kiai Hasan).
            KH. M. Hasyim Asyari mendirikan pondok pesantren tebu ireng pada 26 rabiul Awwal tahun 1899 M, pembaharuan Tebu Ireng yaitu :
-          Mendirikan madrasah Salafiyah tahun 1919
-          Bersama dengan K. H. Ilyas pada tahun 1929 KH. M. Hasyim Asyari memasukkan pelajaran umum kedalam madrasah salafiyah yaitu membaca dan menulis huruf latin, mempelajari bahas Indonesia, mempelajari geografi dan seajarah Indonesia serta mempelajari ilmu berhitung

DAFTAR PUSTAKA


1.      Biografi Kiai Hasyim Asyari,  Ulama Pembaharu Pesantren, http://www.google.com

2.      Djamaluddin, Abdullah Ali, Kapite selekta pendidikan Islam untuk IAIN STAIN, PTAIS  fakultas tarbiyah, 1999 Bandung : CV Pustaka setia

3.      Esiklopedia  Nasonal Indonesia Jilid II, 2004,  Jakarta : PT. Delta Pamungkas

4.      KH. M. HAsyim ASyari pendiri dan pengaruh pertama pesantren tebuireng (1899-1947) Http://www.google.com/

5.      Rochidin wahab F2h, Seajrah pendidikan Islam di Indonesia (SPII), 2004, Bandung : alfabeta CV

6.      Tebu ireng Selayang Pandang Pesantren Tebu Ireng (1899-1947), Htttp//www. Google. Com//

KATA   PENGANTAR


            Alhamdulllah Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dankarunianya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah ini dengan tanpa halangan apapun, shalawat serta salam semoga salelu tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, karena dengan kepempimpinanNyalah manusia dapat hidup dengan sejahtera sebagaimana kita rasakan saat sekarang ini.

            Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, maka dari itu penyusun sangat mengharapkan agar para pembaca bisa memberikan masukan dan kritikan yang sifatnya membangun dengan begitu penuilis bisa memperbaiki unutk penyusunan  makalah yang akan datang.

           

Tembilahan,    Desember 2009



 
Penulis

DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.........................................................................................................      i
DAFTAR ISI    ....................................................................................................................      ii

BAB   I    PENDAHULUAN
               A. Latar belakang .........................................................................................     1
               B.   Rumusan masalah ..................................................................................     1
BAB II     PEMBAHASAN
               TOKOH-TOKOH PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA ..............................     2
               A.  Biografi Kyai Haji Hasyim Asya’ari........................................................     2
               B.   Pendiri Nahdatul Ulama (NU)................................................................     3
               C.  Ulama Pembaharu Pendidikan Pesantren.......................................     5

BAB III    PENUTUP
               KESIMPULAN.....................................................................................................     8

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................     9
ii
 
 


[1] Http://www.google.com/KH. M. HAsyim ASyari pendiri dan pengaruh pertama pesantren tebuireng (1899-1947)
[2] ibid
[3] Http://www.Google.com  Biografi kiyai Haji Hasyim Asya’ari.  Ulama pembaharu Pesantren
[4] Op.cit
[5] Esiklopedia  Nasonal Indonesia Jilid II, 2004,  Jakarta : PT. Delta Pamungkas Hal 10
[6] Rochidin wahab F2h, Seajrah pendidikan Islam di Indonesia (SPII), 2004, Bandung : alfabeta CV, hal 30
[7] Rochidin wahab P2h, ibid
[8] Htttp//www. Google. Com// Tebuireng Selayang Pandang Pesantren Tebu Ireng Facebook
[9] Santri membaca sendiri materi pengajaran kitab kuning di hadapan guru
[10] Kiyai membaca kitab dan santi memberi makna
[11] Djamaluddin, Abdullah Ali, Kapite selekta pendidikan Islam untuk IAIN STAIN, PTAIS  fakultas tarbiyah, 1999 Bandung : CV Pustaka setia, hal 93

Kamis, 31 Maret 2011

Nurullqolbi: Pratinjau ""

Nurullqolbi: Pratinjau ""

Psikologi Pendidikan Islam Dinilai Kurang Diminati

Psikologi pendidikan Islam belum menjadi objek keilmuan yang ramai diperbincangkan di Indonesia, sehingga kurang diminati masyarakat, kata pengamat pendidikan dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Muhammad Azhar. "Oleh karena itu, diperlukan upaya secara terus menerus di berbagai perguruan tinggi agar wilayah keilmuan tersebut dapat berkembang dengan baik," katanya menanggapi perkembangan psikologi pendidikan Islam di perguruan tinggi, di Yogyakarta, Senin.

Dalam hal ini, menurut Sekretaris Program Doktor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) itu, dibutuhkan penajaman pembahasan dalam berbagai dimensi untuk menunjang perkembangan keilmuan tersebut. Ia mengatakan, perguruan tinggi Muhammadiyah terutama tingkat pascasarjana seharusnya dapat menjadi ujung tombak dalam pengembangan wawasan keilmuan psikologi pendidikan Islam.

Langkah pertama yang seharusnya ditempuh adalah menggali secara filosofis dimensi ontologis, epistemologis maupun aksiologis dari disiplin psikologi pendidikan Islam. Selanjutnya perlu dilihat sejauh mana variasi pemikiran yang sudah berkembang terkait dengan psikologi pendidikan Islam, baik dunia muslim maupun tanah air. "Langkah terakhir yang bisa ditempuh adalah upaya penyatuan berbagai pandangan yang ada sehingga didapatkan hasil terbaik bagi kepentingna umat," katanya.

Menurut dia, dalam wacana tentang psikologi pendidikan Islam terdapat paling tidak tiga aliran pandangan. Pertama, perspektif bahwa psikologi pendidikan Islam cukup hanya memberikan nilai Islami dalam konsep psikologi pendidikan yang berkembang di Dunia Barat. "Pendapat kedua menyatakan bahwa psikologi pendidikan Islam pada hakikatnya memiliki tradisi yang kaya yang bisa digali dari khazanah pendidikan maupun ilmu kejiwaan Islam," katanya.

Ia mengatakan hal itu sejalan dengan yang diwariskan ulama terdahulu seperti Ibnu Sina, Imam Al-Ghazali, dan Ibnu Maskawaih. "Pandangan ketiga menitikberatkan pada penemuan secara langsung dimensi psikologi pendidikan Islam melalui konsep-konsep psikologi dan kejiwaan yang banyak terkandung dalam Al Quran maupun sunnah nabi," katanya.